Home

Friday, September 21, 2018

Menanti dan Berharap


Kang Raihan adalah sosok ikhwan yang suka memimpin. Dia adalah kepala cabang di sebuah kantor zakat. Nadiya, Bunda Nur, Teh hani adalah tiga akhwat sholehah yang menjadi bagian dari staf dikantor zakat tersebut selama setahun. Mereka semua seumuran, hanya saja panggilan yang berbeda disematkan oleh Nadiya pada Nur, dan Hani. Nadiya, sosok akhwat yang tangguh, sabar, dan kadang cerewet. Bunda Nur, di panggil bunda karena sosok nya yang keibuan, penuh kasih sayang, selalu memberi semangat dan solusi dari setiap permasalahan yang ada. Teh hani adalah sosok seorang yang suka menghibur, masih kayak kekanak kanakan kadang-kadang.
Sudah menjadi kebiasaan bahwa pada hari jumat jam 13.00 di kantor zakat sering diadakan rapat untuk membahas tentang zakat dan biasanya hari minggu sering diadakan stand zakat di tempat-tempat ramai. Seperti biasa, Nadiya pun bersiap siap untuk datang ke kantor dengan pakaiannya yang rapi pada hari jumat itu, dia melihat kedepan kaca sembari mengucap dengan nada rendah Allohumma kama hasanta holqi fahasin huluqi dan mengenakan kerudung yang menutupi hingga lengan nya dan gamis kesukaannya. Kesukaan kerudungnya adalah hitam atau coklat dan gamis yang disuka nya adalah hitam atau biru dongker. Setelah itu, dia mengucap salam pada ibunya lalu pergi berjalan keluar rumahnya sembari berkata lembut dalam hati bismillahi tawakaltu allalloh lahaula wala quwwata illabillah. 
Matanya melihat kearah kanan jalan sambil menunngu angkot yang ditunggu-tunggu nya, setelah menunggu beberapa menit datanglah angkot tersebut dan tangannya menunjuk sebagai tanda bahwa nadiya ingin menyetop angkot tersebut untuk dia tumpangi. Akhirnya naiklah nadiya menuju angkot dengan kaki kanan mendahului dan kaki kiri setelahnya. Sembari berkata dalam hati bismillahi majreha wamursaha. Setelah sejam perjalanan nadiya pun tiba di kantor dan mengetuk pintu sembari mengucap salam, Assalamualaikum. Setibanya disana, baru hanya ada satu orang dikantor tersebut, yaitu teh hani. Waalaikumsalam. Jawab teh hani dari dalam kantor. Teh hani pun cipika cipiki ketika kita bertemu. Yang lainnya belum pada datang teh? Tanya nadiyya. Sudah ada, tadi kang raihan sudah kesini paling awal, cuman dia pergi dulu ke luar buat cari makan. Jawab teh hani. Jam pun memunjukkan pukul 13.10 dan datanglah kang Raihan. Assalamualaikum. Udah pada datang yang lainnya? Tanya kang Raihan. Belum kang, belum pada kesini. Jawab teh hani. Nadiya, Tolong sms atau telepon bunda lg dimana? Rapat mau segera dimulai, ini udah telat 10 menit belum pada datang. Iya kang, jawab Nadiya. Assalamualaikum, bunda nur lagi dimana? Ini kang raihan nanyain lagi dimana?. Bunda nur berbalas lagi di angkot bentar lgi nyampe dan setelah 5 menit kemudian, berkumpullah kita dan membahas tentang sosialisasi zakat. Dan disini terjadilah hal yang membuat nadiya terkejut dan senang. Tiba-tiba diakhir rapat kang raihan bilang pada nadiya dihadapan bunda nur dan teh hani, Nadiya, mau gak nikah dengan ana? Serentak nadiya terdiam beberapa detik. Dan tak menjawabnya. Dan ditanya untuk kedua kalinya, mau gak nikah sama ana?
Nadiyya memang memendam rasa pada kang Raihan ketika awal bertemu di kantor itu ketika awal memasukan lamaran pekerjaan. Namun tak pernah sedikit pun Nadiyya menceritakannya atau mengungkapkannya pada kang raihan. Dan ternyata kang raihan pun memendam rasa yang sama setelah kang raihan mengucapkan pertanyaan itu pada nadiyya. Nadiya dan raihan tak pernah berkomunikasi lewat pesan singkat atau whatsapp tentang hal2 pribadi, hanya tentang urusan zakat saja dan tiba2 kang raihan mengucapkan hal yang membuat hati akhwat berbunga bunga. Nadiyya berbeda dari sosok akhwat yang lain, dia tak pernah berpacaran dari mulai sd sampai kuliah, dan tiba-tiba ada yang mengucapkan pertanyaan itu. Tak heran nadiya sontak terdiam dan tak langsung menjawab pertanyaan tersebut.
Sekali lagi kang raihan bertanya, mau nikah sama ana gak?. Emmh….. Ya. Jawab nadiya dengan malu-malu. Sontak wajah kang raihan berseri seri dan tersenyum lebar, nadiyya pun tertunduk malu. Bunda dan teh hani hanya berbisik cie cie, selamat ya, kepada Nadiya.
Setelah kejadian menakjubkan itu, nadiya dan kang raihan tak pernah terfikir untuk saling berkomunikasi. Mereka hanya bertemu seperti biasa pada rapat.
Suatu hari….
Kang raihan mengirim pesan singkat di facebook menanyakan perihal perasaan nadiya kepada kang raihan dan keseriusannya untuk menikahi nadiya.
Assalamualaikum, Nadiyya, apa ada perasaan ke ana gak?
Ya kang ada jawab nadiyya.
Benar? Saya serius ingin melamar anti.
Boleh kang, datang saja ke bapak ana.
Setelah itu…
Hari berikutnya nadiya dapat pesan singkat di whatsapp.
Kang raihan mau ke rumah Nadiya ya hari ini sama keluarga setelah ashar.
Oh Iya kang, nadiya dan keluarga tunggu ya.
Setelah itu datanglah kang raihan beserta keluarga nya ke rumah nadiya dan disambut oleh keluarga nadiya. Disana mereka melakukan lamaran. Dan semuanya berlangsung dengan lancar.
Tibalah suatu hari…..
Dimana kejadian tak terduga datang lagi.
Pada rapat selanjutnya, mereka kedatangan staf baru, mba ina namanya, akhwat yang cantik dan sholehah serta kerudungnya yang panjang hingga menutupi seluruh tangannya. Berbeda dengan nadiya yang hanya menutupi setengan lengannya. Kang raihan pun mengenalkannya kepada nadiya, bunda dan teh hani. Kita kedatangan staf baru, namanya teh ina dri jawa. Silahkan perkenalkan diri.
Perkenalkan nama saya ina, saya dari tegal, mohon bantuannya ya semuanya.
Barakallah mba ina, saut kita bertiga. Semoga betah kerja disini, kita akan bantu kok mba.
Ternyata pada hari itu, kang Raihan memendam rasa pada mba ina.
dan tiba- tiba setelah beberapa hari, mungkin seminggu dari kedatangan mba ina. Nadiya mendengar sesuatu yang tak terduga. terdengar lah obrolan dari mulut mba ina bahwa kang raihan suka sama mba ina dan ingin melamarnya dan mba ina menolak laraman tersebut. Pada waktu itu, Mba ina tak tau kalau Nadiya dan kang raihan telah bertunangan.
Jleb… sedih…..pasti nadiya merasakannya. Tapi tak pernah dia ungkapkan pada kang Raihan.
Tak pernah sedikitpun nadiya mengeluhkan hal tersebut pada kang Raihan. Nadiya hanya menceritakannya kepada Bunda nur yang selalu memberi nasehat, motivasi untuk nadiya dan juga teh hani.
Bunda, bagaimana ini?
Tenang aja, kalau pun jodoh gak akan kemana, toh mba ina nya juga menolak. Bund pun menyebutkan bahwa Allah telah persiapkan yang terbaik untuk hamba-hamba nya, laki-laki yang baik akan Allah pasangkan dengan perempuan yang baik dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk perempuan yang tidak baik pula, sebagaimana surat an nur ayat 26.
Iya ya bunda.
Akhirnya hati nadiya tenang kembali setelah mendengar nasehat bunda.
Nadiya dan kang Raihan tak pernah berkomunikasi sedikit pun setelah adanya pertunangan, Karena mereka sama-sama ingin menjaga diri, sebelum ijab terucap, sebelum halal tertancap pada mereka. Sungguh mereka paham akan apa yang Allah perintahkan. Karena tunangan bukanlah jembatan menuju halal, tunangan hanya tanda bahwa mereka sudah ditandai, agar tak ada yang berani melamar yang sudah dilamar. Mereka tahu bahwa halalnya mereka ketika ijab qobul sudah terucap, maka mereka tak berani bahkan hanya untuk sapa lewat pesan singkat. Sungguh mulia keadaan mereka.
Rencana menikah mereka setelah dua bulan pertunangan, namun tak ada kabar dari kang raihan untuk menyusun semua rancangan pernikahan yang sudah direncanakan. Hal ini membuat nadiya kebingungan, menanti dalam cemas dan harap. Menanti kapan pesan singkat itu akan datang. Dia lihat whatsapp dan facebook nya, tak ada satupun pesan yang muncul.
Akhirnya…
Dalam penantian dan pengharapan nadiya berdoa meminta yang terbaik kepada sang pencipta Nya, Allah. Dia ambil air wudhu dan sholat istikhoroh dua rakaat, dan berdoa dengan doa istikhoroh.
Ya Allah aku memohon pilihan berdasarkan pilihan-Mu, meminta ketentuan dari-Mu sesuai dengan kekuasaan-Mu serta meminta karuniamu yang agung. Sungguh engkau maha kuasa, sedangkan aku lemah engkau maha mengetahui sedangkan aku bodoh. Engkau maha mengetahui yang tersembunyi. Ya Allah, Jika Engkau mengetahui bahwa kang Raihan baik untukku dalam agamaku, kehidupanku seta akibatnya, maka takdirkalah ia untukku dan mudahkanlah bagiku. Kemudian , anugerahilah akukeberkahan didalamnya. Namun, jika engkau mengetahui bahwakang Raihan buruk untukku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya, jauhkanlah aku darinya dan takdirkanlah untukku apa yang baik dimana pun ia berada. Lalu biarkanlah aku ridho dengannya. Aamiin ya robbal alamin
Setelah itu, nadiya menguhungi bunda nur, menceritakan semua hal yang dialami atas penantiannya. Bunda pun memberanikan diri menanyakan hal itu kepada kang raihan, atas ketidakpastian yang nadiya dapatkan.
Dan tiba-tiba …
Nadiya mendengar jawaban atas sholat istikhoroh yang nadiya lakukan.
Bunda bertemu dengan nadiya di masjid dan Bunda mengatakan bahwa kang raihan akan menikah minggu depan dan kang raihan menyampaikan minta maaf nya untuk nadiya karena tiba-tiba mendapatkan kabar seperti ini, dan minta maaf jugakepada keluarganya nadiya.
Menikah dengan siapa bunda? Tanya nadiya.
Dengan ukhti serlina.  Jawab bunda
Siapa itu ukhti serlina?
Ukhti serlina adalah teman kuliah kang raihan waktu dulu.
Kenapa kang raihan menghilang ya bunda, tak ada kabar? Dan ketika ada kabar malah ini yg didapat.
Katanya dia tak sanggup mengatakan hal itu kepadamu nadiya.
Semoga nadiya mendapatkan yang lebih baik dari kang raihan ya. Semoga tabah atas semua yang Allah rencanakan untuk nadiya. Semoga nadiya bertemu dengan seseorang yang akan membuat hati dan pikiran Nadiya tentram.
Aamiin ya robbal alamin, makasih ya bunda atas doanya. Semoga bunda juga dapat yang seperti itu.
Pada saat bunda bercerita bahwa kang raihan akan menikah minggu depan, nadiya menahan rasa sedinya, dan menumpahkannya ketika nadiya sesampainya di rumah, dia langsung datang ke kamar sembari mengunci pintu kamar dan mengangis tersedu-sedu. Setelah itu dia mengingat akan takdir yang Allah berikan. Inilah takdirku, jangan kecewa dengan apa yang sudah terjadi denganku, aku harus menerima semua keputuan Allah, ini adalah jawaban atas sholat istihorohku. Harus tetap berprasangka baik bahwa Allah sedang mempersiakan yang pantas dan layak untukku, mungkin aku belum siap untuk menikah sekarang, dan kemungkinan prasangka positip lainnya yang datang dalam benak pikiran nadiya.
Nadiya pun bersuka hati dan bersenang hati dengan adanya kabar tersebut dan kang raihan pun bahagia dengan pernikahannya.

No comments:

Post a Comment

Media mengajar menggunakan communication web 2.0

 Media mengajar menggunakan Communication web 2.0 Sekarang kita hidup di jalan AI dan zaman dimana teknologi membantu pekerjaan kita. Murid ...