Home

Friday, September 21, 2018

manusia terbaik


Hasil penelitian yang bapak lakukan pada sekolah SMK di Bandung tentang baca Quran memperoleh hasil yaitu sembilan puluh delapan persen siswa SMK di salah satu sekolah di Bandung tak bisa membaca Al-Quran. Di SMK sekolah lain di daerah Bandung juga ada sekitar delapan puluh tujuh persen  siswa tak bisa baca Al- Quran. Penduduk muslim terbanyak di dunia namun masyarakatnya belum bisa membaca Al- Quran. Itulah pernyataan yang dosen PAI sebutkan di salah satu pengajian yang masih teringat dibenak Sinta saat melihat anak-anak kecil seumuran 6 tahun sedang melakukan sholat masjid di salah satu masjid dekat mall.
Rita dan Sinta sengaja pergi ke salah satu mall di Bandung untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti mie instan, susu, deterjen, dan lainnya. Mereka pergi pada pukul 17.30 dari kosan mereka. Sesampainya di Mall, mereka mendengarkan kumandang adzan magrib, langsung saja mereka berdua mencari Masjid.
Masjid tersebut cukup dibilang agak jauh dari Mall, karena mereka harus berjalan melalui gang yang mana sisi-sisi gang tersebut adalah rumah masyakarat di situ. Belok kanan, ke kiri lalu ke kanan lagi dan ke kanan lagi, akhirnya mereka menemukan masjid yang mana lantai dua masjid itu sedang direnovasi. Mereka merasa kelelahan karena mereka berjalan dengan agak cepat agar bisa mendapat pahala sholat berjamaah.
Setelah mereka menemukan masjid, Sinta langsung saja mencari tempat wudhu dan mengambil air wudhu. Kebetulan Rita sedang haid, jadi hanya Sinta saja yang yang mengambil air wudhu. Setelah itu, Sinta dan Rita menuju ke masjid lantai dua yang sedang di renovasi itu karena shaf akhwat ada dilantai dua sedangkan shaf ikhwan ada dilantai satu. Ketika mereka memasuki masjid, mereka melihat anak-anak kecil sumuran 6 tahun sedang duduk berjajar menunggu iqomat, wajah mereka mungil dan lucu. Ada seitar delapan anak yang sedang menunggu iqomah, tanpa ada orang dewasa disitu. Setelah iqomat, Sinta pun langsung mengabil mukena dan dan melakukan sholat magrib berjamaah. Selepasnya, anak-anak itu langsung menuju Sinta dan Rita dan bersalaman. Mereka berdua ditanya oleh anak-anak kecil itu. Kakak dari mana? Kakak besok kesini lagi tidak? Sholat disini.
Sontak Rita pun menjawab “Tidak dek, kita hanya sedang mampir saja sholat disini.” Anak-anak itu pun langsung terlihat muram, “yah kakak.” Sinta teringat apa yang dosen Sinta katakan tentang buta aksara baca Al-Quran, maka Sinta pun langsung bertanya. “Ada baca Al-Quran tidak dek dimesjid ini?” salah satu anak yang mengenakanmukena pink itu menjawab “Ada kak, tapi guru ngaji iqro kita sudah pindah ke tempat lain, jadi tidak ada yang mengajar kami ngaji iqro lagi. Kakak bisa ngajar kita ngaji?” Tanya anak itu.
Seketika pernyataan dan pertanyaan anak itu membuat Sinta teringat sebuah hadits Khorirunnas Anfa’uhum Linnas yang artinya “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” dan sebuah ayat Al-Qur’an in ahsantum ahsantum liangfusikum “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al- Isra:7).
Sinta tak langsung menjawab pertanyaan anak itu, karena Sinta sedang sibuk dengan kuliah nya serta tugas-tugas kuliah yang menumpuk. Sinta menjawab “Insya Allah  nanti kakak kesini lagi kalau ada waktu ya dek” jawab ank-anak yang lain “oh iya kak hati-hati ya di jalan nya, Assalamualaikum”. Sinta dan Rita menjawab “ iya dek, waalaikumsalam”.
Kami mengakhiri perjumpaan dengan anak-anak itu dengans salam, dan kita lekas pergi ke mall untuk membeli kebutuhan. Selepasnya, kita pun pulang ke kosan dan istirahat. Di kosan, Sinta memikirkan apa yang harus dia lakukan dengan anak-anak itu, mengajarkan mereka Iqro atau fokus kepada tugas-tugas kuliah yang menumpuk itu. Sinta terus  berkecambuk dalam hatinya akan hal-dunia dan hal-hal yang bisa dia lakukan untuk mengamalkan hadits itu, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dia pun teringat akan penelitian yang dilakukan oleh dosen PAI nya tentang buta aksara Al-Quran. Dia langsung saja membuat keputusan, saya harus bisa menyelesaikan tugas-tugas kuliah dan membantu anak-anak itu membaca Al-Qur’an.
Dengan tekad yang kuat, setelah direnungkan dan difikirkan, Sinta pergi ke masjid itu keesokan harinya dengan mengajak Rita, namun sayangnya Rita tak bisa karena banyaknya pekerjaan kuliah yang belum dia selesaikan. Akhirnya Sinta pergi sendiri dibarengi tekad yang kuat untuk membantu adek-adek itu dalam membaca Al-Quran.
Sinta berjalan di gang terebut dan sampai dimesjid itu sebelum adzan magrib berkumandang, setibanya dimesjid tak ditemui anak-anak itu, mungkin karena belum adzan jadi belum pada datang, Pikirnya. Lalu setelah terdengar adzan Allohu akbar Allohu akbar, anak-anak itu datang satu per satu dan Sinta pun menyapa Nya “Assalamualaikum, adek-adek.” “waalaikumsalam, kakak” jawab anak-anak itu. “Kakak kesini lagi, Alhamdulillah, kaka mau ngajar iqro ke kami kan kak? “Tanya adek yang bermukena pink itu. Mereka sangat membutuhkan dan haus akan ilmu membaca Al-quran. Terlihat dari semangat mereka yang membaca ketika meminta Sinta untuk mengajarkan iqro kepada mereka.
“Iya dek, Alhamdulillah kakak bisa ngajar adek iqro disini setelah lepas sholat magrib pada hari malam sabtu dan malam minggu.” Anak-anak itu menjawab sembari memeluk Sinta dengan erat. “Alhamdulillah, makasih kakak.” “Iya dek, sama-sama.” Jawab Sinta.
Sinta adalah akhwat yang tangguh, berjalan sendiri, melewati malam, menatap sang bintang, untuk berjuang mengajarkan iqro pada anak-anak itu, tanpa takut bahaya yang mengintai. Setiap malam sabtu dan malam minggu, Sinta luangkan waktu untuk membantu anak-anak itu mengenal, membaca Al-quran, semoga amalan yang Sinta lakukan akan mendapat pahala di sisi Rob Nya. Aamiin ya robbal alamin.

No comments:

Post a Comment

Media mengajar menggunakan communication web 2.0

 Media mengajar menggunakan Communication web 2.0 Sekarang kita hidup di jalan AI dan zaman dimana teknologi membantu pekerjaan kita. Murid ...