Hasil penelitian yang bapak lakukan pada sekolah SMK di Bandung tentang baca Quran
memperoleh hasil yaitu sembilan puluh delapan persen siswa SMK di salah satu
sekolah di Bandung tak bisa membaca Al-Quran. Di SMK sekolah lain di daerah
Bandung juga ada sekitar delapan puluh tujuh persen siswa tak bisa baca Al- Quran. Penduduk muslim
terbanyak di dunia namun masyarakatnya belum bisa membaca Al- Quran. Itulah
pernyataan yang dosen PAI sebutkan di salah satu pengajian yang masih teringat
dibenak Sinta saat melihat anak-anak kecil seumuran 6 tahun sedang melakukan
sholat masjid di salah satu masjid dekat mall.
Rita dan
Sinta sengaja pergi ke salah satu mall di Bandung untuk berbelanja kebutuhan
sehari-hari seperti mie instan, susu, deterjen, dan lainnya. Mereka pergi pada
pukul 17.30 dari kosan mereka. Sesampainya di Mall, mereka mendengarkan
kumandang adzan magrib, langsung saja mereka berdua mencari Masjid.
Masjid
tersebut cukup dibilang agak jauh dari Mall, karena mereka harus berjalan
melalui gang yang mana sisi-sisi gang tersebut adalah rumah masyakarat di situ.
Belok kanan, ke kiri lalu ke kanan lagi dan ke kanan lagi, akhirnya mereka
menemukan masjid yang mana lantai dua masjid itu sedang direnovasi. Mereka
merasa kelelahan karena mereka berjalan dengan agak cepat agar bisa mendapat
pahala sholat berjamaah.
Setelah
mereka menemukan masjid, Sinta langsung saja mencari tempat wudhu dan mengambil
air wudhu. Kebetulan Rita sedang haid, jadi hanya Sinta saja yang yang
mengambil air wudhu. Setelah itu, Sinta dan Rita menuju ke masjid lantai dua
yang sedang di renovasi itu karena shaf akhwat ada dilantai dua sedangkan shaf
ikhwan ada dilantai satu. Ketika mereka memasuki masjid, mereka melihat
anak-anak kecil sumuran 6 tahun sedang duduk berjajar menunggu iqomat, wajah
mereka mungil dan lucu. Ada seitar delapan anak yang sedang menunggu iqomah,
tanpa ada orang dewasa disitu. Setelah iqomat, Sinta pun langsung mengabil
mukena dan dan melakukan sholat magrib berjamaah. Selepasnya, anak-anak itu
langsung menuju Sinta dan Rita dan bersalaman. Mereka berdua ditanya oleh
anak-anak kecil itu. Kakak dari mana? Kakak besok kesini lagi tidak? Sholat
disini.
Sontak Rita
pun menjawab “Tidak dek, kita hanya sedang mampir saja sholat disini.”
Anak-anak itu pun langsung terlihat muram, “yah kakak.” Sinta teringat apa yang
dosen Sinta katakan tentang buta aksara baca Al-Quran, maka Sinta pun langsung
bertanya. “Ada baca Al-Quran tidak dek dimesjid ini?” salah satu anak yang
mengenakanmukena pink itu menjawab “Ada kak, tapi guru ngaji iqro kita sudah
pindah ke tempat lain, jadi tidak ada yang mengajar kami ngaji iqro lagi. Kakak
bisa ngajar kita ngaji?” Tanya anak itu.
Seketika
pernyataan dan pertanyaan anak itu membuat Sinta teringat sebuah hadits
Khorirunnas Anfa’uhum Linnas yang artinya “sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi orang lain” dan sebuah ayat Al-Qur’an in ahsantum
ahsantum liangfusikum “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik
bagi diri kalian sendiri” (QS. Al- Isra:7).
Sinta tak
langsung menjawab pertanyaan anak itu, karena Sinta sedang sibuk dengan kuliah
nya serta tugas-tugas kuliah yang menumpuk. Sinta menjawab “Insya Allah nanti kakak kesini lagi kalau ada waktu ya
dek” jawab ank-anak yang lain “oh iya kak hati-hati ya di jalan nya,
Assalamualaikum”. Sinta dan Rita menjawab “ iya dek, waalaikumsalam”.
Kami
mengakhiri perjumpaan dengan anak-anak itu dengans salam, dan kita lekas pergi
ke mall untuk membeli kebutuhan. Selepasnya, kita pun pulang ke kosan dan
istirahat. Di kosan, Sinta memikirkan apa yang harus dia lakukan dengan
anak-anak itu, mengajarkan mereka Iqro atau fokus kepada tugas-tugas kuliah
yang menumpuk itu. Sinta terus
berkecambuk dalam hatinya akan hal-dunia dan hal-hal yang bisa dia
lakukan untuk mengamalkan hadits itu, sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi orang lain. Dia pun teringat akan penelitian yang dilakukan
oleh dosen PAI nya tentang buta aksara Al-Quran. Dia langsung saja membuat
keputusan, saya harus bisa menyelesaikan tugas-tugas kuliah dan membantu
anak-anak itu membaca Al-Qur’an.
Dengan tekad
yang kuat, setelah direnungkan dan difikirkan, Sinta pergi ke masjid itu
keesokan harinya dengan mengajak Rita, namun sayangnya Rita tak bisa karena
banyaknya pekerjaan kuliah yang belum dia selesaikan. Akhirnya Sinta pergi
sendiri dibarengi tekad yang kuat untuk membantu adek-adek itu dalam membaca
Al-Quran.
Sinta
berjalan di gang terebut dan sampai dimesjid itu sebelum adzan magrib berkumandang,
setibanya dimesjid tak ditemui anak-anak itu, mungkin karena belum adzan jadi
belum pada datang, Pikirnya. Lalu setelah terdengar adzan Allohu akbar Allohu
akbar, anak-anak itu datang satu per satu dan Sinta pun menyapa Nya
“Assalamualaikum, adek-adek.” “waalaikumsalam, kakak” jawab anak-anak itu.
“Kakak kesini lagi, Alhamdulillah, kaka mau ngajar iqro ke kami kan kak? “Tanya
adek yang bermukena pink itu. Mereka sangat membutuhkan dan haus akan ilmu
membaca Al-quran. Terlihat dari semangat mereka yang membaca ketika meminta
Sinta untuk mengajarkan iqro kepada mereka.
“Iya dek,
Alhamdulillah kakak bisa ngajar adek iqro disini setelah lepas sholat magrib
pada hari malam sabtu dan malam minggu.” Anak-anak itu menjawab sembari memeluk
Sinta dengan erat. “Alhamdulillah, makasih kakak.” “Iya dek, sama-sama.” Jawab
Sinta.
Sinta adalah akhwat
yang tangguh, berjalan sendiri, melewati malam, menatap sang bintang, untuk
berjuang mengajarkan iqro pada anak-anak itu, tanpa takut bahaya yang
mengintai. Setiap malam sabtu dan malam minggu, Sinta luangkan waktu untuk
membantu anak-anak itu mengenal, membaca Al-quran, semoga amalan yang Sinta
lakukan akan mendapat pahala di sisi Rob Nya. Aamiin ya robbal alamin.
No comments:
Post a Comment